Kutipan dan Sistem Perujukan Dalam Bab Kerangka Teoretis, seorang penulis akan melakukan sintesis, langkah terakhir dalam penyusunan bab itu. Dalam karya ilmiah, sintesis merupakan rangkuman berbagai rujukan yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian si penulis. Sintesis dibangun.
Berdasarkan kutipan-kutipan yang dikumpulkan oleh penulis dan pemahamannya atas kutipan tersebut. Cara penulis mengutip dan membuat rujukannya berkaitan erat dengan penyusunan daftar bacaan (bibliografi).
Kutipan
- Kutipan adalah bagian dari pernyataan, pendapat, buah pikiran, definisi, rumusan, atau hasil penelitian dari penulis lain atau penulis sendiri yang telah terdokumentasi. Kutipan akan dibahas dan ditelaah berkaitan dengan materi penulisan. Kutipan dari pendapat berbagai tokoh merupakan esensi dalam penulisan sintesis.
- Kutipan dilakukan apabila penulis sudah memperoleh sebuah kerangka berpikir yang mantap. Jika belum, hasilnya akan merupakan karya “SUNTING”-an, yaitu “SUSUN” dan “GUNTING” dari berbagai teori tanpa adanya suatu benang merah pemikiran yang mengikat berbagai kutipan tersebut.
Penggunaan kutipan memiliki beberapa tujuan, yaitu
Ada beberapa cara mengutip yang dapat diterapkan secara bervariasi dalam tulisan. Jenis kutipan itu ialah sebagai berikut.
- Untuk menegaskan isi uraian
- Untuk membuktikan kebenaran dari sebuah pernyataan yang dibuat oleh penulis.
- Untuk memperlihatkan kepada pembaca materi dan teori yang digunakan penulis.
- Untuk mengkaji interpretasi penulis terhadap bahan kutipan yang digunakan.
- Untuk menunjukkan bagian atau aspek topik yang dibahas.
- Untuk mencegah penggunaan dan pengakuan bahan tulisan orang lain sebagai milik sendiri (plagiat)
A. Kutipan Langsung
- Kutipan Langsung Pendek
- Diintegrasi langsung dengan teks
- Biberi berjarak antarbaris sama dengan teks
- Diapit tanda kutip
- Disebut sumber rujukan
- Kutipan Langsung Panjang
- Dipisahkan dari teks dengan spasi (jarak antarbaris) lebih dari teks.
- Diberi berjarak rapat antarbaris dalam kutipan
- Boleh diapit tanda kutip, boleh juga tidak
- Disebut sumber rujukan
B. Kutipan Tak Langsung
C. Kutipan pada Catatan Kaki (Footnotes)
D. Kutipan atas Ucapan Lisan
Sistem Perujukan
- Diintegrasi langsung dengan teks
- Diberi berjarak antarbaris sama dengan teks
- Tidak diapit tanda kutip
- Disebut sumber rujukan
- Selalu diberi jarak spasi rapat
- Dimasukkan dalam tanda kutip
- Dikutip tepat sebagaimana teks aslinya.
- Meminta persetujuan dari sumber
- Mencatat tanggal dan peristiwa tempat ujaran itu diucapkan
- Menyebut dengan jelas sumbernya
- Menuliskan kutipan secara langsung atau tidak langsung pada badan teks atau pada Catatan Kaki
Sistem rujukan digunakan sebagai sumber referensi jika penulis :
Sebenarnya, setiap bidang ilmu memiliki sistem perujukannya masing-masing. Sistem perujukan di kedokteran berbeda dari sistem perujukan ekonomi atau teknik.
- Menggunakan kutipan dengan berbagai cara yang disebutkan di atas
- Menjelaskan dengan kata-kata sendiri pendapat penulis atau sumber lain
- Meminjam tabel, peta, atau diagram dari suatu sumber
- Menyusun diagram berdasarkan data penulis atau sumber lain
- Menyajikan suatu pembuktian khusus yang bukan suatu pengetahuan umum
- Merujuk bagian lain pada teks.
Namun, ada dua sistem pendokumentasian sumber bacaan yang sering digunakan sebagai dasar kutipan kita, yaitu
Unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam menyusun Catatan Kaki :
Jika dalam sistem catatan terjadi perujukan lanjutan yang merujuk pada sumber yang sama, digunakan singkatan yang berasal dari bahasa Latin untuk merujuk sumber pertama.
- Sistem catatan (note-bibliography) yaitu menyajikan infomasi mengenai sumber dalam bentuk catatan kaki (footnotes) atau catatan belakang (end notes) atau langsung dalam daftar pustaka (blibiography). Cara ini direkomendasikan oleh The University of Chicago Press dan dikenal dengan sebutan format Chicago
- Sistem langsung (parenthetical-reference) yaitu menempatkan informasi mengenai sumber dalam tanda kurung dan diletakkan (a) langsung pada bagian yang dikutip, (b) pada daftar kutipan (list of work cited), atau (c) pada daftar pustaka. Cara kedua ini ialah cara yang direkomendasikan oleh MLA (Modern Language Association) dan APA (The American Psychological Association).
- Nama penulis yang diawali dengan penulisan nama diri
- Judul karya tulis yang dicetak miring dengan menggunakan huruf besar untuk huruf pertama kecuali kata sambung dan kata depan
- Data publikasi berisi nama tempat (kota), koma,dan tahun terbitan yang diletakkan di antara tanda kurung, dan nomor halaman yang diletakkan di luar tanda kurung, contoh: (Jakarta: Gramedia, 1967), 49—51.
- Untuk kutipan pada buku berjilid atau dari jurnal/majalah ilmiah, nomor jilid menggunakan angka romawi dan angka arab, diikuti dengan data publikasi dalam kurung, koma, dan diakhiri nomor halaman yang menggunakan angka arab, contoh: MISI, I (April, 1963): 27—30.
Singkatan itu ialah
- Ibid. : singkatan ini berasal dari kata lengkap ibidem yang berarti ‘pada tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu langsung pada karya yang disebut dalam perujukan nomor sebelumnya.
- Jika nomor halaman pengacuan sama, tidak perlu dicantumkan nomor halaman.
- Jika berbeda, setelah Ibid. dicantumkan nomor halaman. Contoh: Ibid., 87.
- Op.Cit. : singkatan ini berasal dari gabungan kata opere citato yang berarti ‘pada karya yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari buku namun diselingi perujukan lain.
- Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh op.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Keraf, op.cit., 87.
- Loc.Cit : singkatan ini berasal dari gabungan kata loco citato yang berarti ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini digunakan jika perujukan lanjutan mengacu perujukan pertama yang berasal dari artikel dalam majalah, ensiklopedi, surat kabar, namun diselingi perujukan lain.
- Oleh karena hanya merupakan bagian dari suatu buku, majalah, surat kabar (atau opus ‘karya’), artikel dirujuk dengan locus yang berarti ‘tempat’.
- Teknik penulisannya: nama belakang penulis, diikuti oleh loc.cit., diikuti nomor halaman jika nomor halaman pengacuan berbeda dari perujukan pertama. Contoh: Keraf, loc.cit., 87.
Demikian pemabahasan mengenai Pengertian Kutipan Dan Sistem Perujukan Dalam Penulisan Bahasa Indonesia, semoga informasi yang diberikan bermanfaat.
