Pola arsitektur Microservice secara signifikan mempengaruhi hubungan antara aplikasi dan database. Di satu sisi, pendekatan ini bertentangan dengan gagasan model data enterprise-wide. Namun, memiliki skema database per service sangat penting jika ingin mendapatkan keuntungan dari layanan microservice.
Jadi intinya microservice yaitu membagi service ke bagian yang lebih kecil dimana service-service tersebut saling berhungan satu sama lain. Selain itu, dalam setiap services yang dibuat bisa menggunakan teknologi yang berbebeda.
Arsitektur Microservice
Desain arsitektur yang akan dibuat:
Pada desain diatas dapat kita lihat bahwa arsitektur yang akan kita buat adalah berupa API yang nantinya akan diakses oleh Aplikasi Mobile / Web Base yang ada pada device user.
Penjelasan Detail
- Seperti yang kita lihat ada dua end point yang dapat diakses oleh user, yaitu end point /products dan auth/token setiap end point akan dihandle oleh services yang berbeda
- Kita harus menggunakan API gateway untuk melakukan distribusi kesetiap services nya, jadi user tidak diperbolehkan melakukan direct calling kesetiap service – service yang ada
- Tiap – tiap service akan mempunyari Database yang berbeda – beda. Dalam kasus ini kita akan menggunakan database MySQL dan MongoDB.
- Untuk end point /products kita diharuskan melakukan authentikasi terlebih dahulu sebelum melakukan request ke end point ini, untuk mengatasi hal ini maka diperlukan token authentication, dalam kasus ini yang dipakai JWT sebagai format token nya.