Elemen Dasar User Experience Design

Setelah Membahas mengenai UI design, kita lanjut memperdalam UX design. Sama dengan UI design, pada UX design yang dipikirkan cukup banyak, tidak hanya sekedar membangun experience yang baik bagi user. Secara singkat UX design adalah ?.

“User Experience Design (UX Design) adalah proses yang digunakan desainer untuk membangun product yang meaningful dan relevant experience bagi user."

Jadi kesimpulannya UX Designer adalah User Experience Design atau yang biasa disebut UX Design adalah Proses meningkatkan kepuasan pengguna (pengguna aplikasi, pengunjung website) dalam meningkatkan kegunaan dan kesenangan yang diberikan dalam interaksi antara pengguna dan produk.

Bahasa gampangnya, UX Design itu proses membuat sebuah website atau aplikasi yang kamu buat menjadi mudah untuk digunakan dan tidak membingungkan ketika digunakan oleh pengguna.

Semoga definisi UX design ini juga cukup bisa dimengerti. Seperti pada materi UI design, untuk mengalawi pembahasan lebih dalam, kita mulai dengan mempelajari elemen dasar.

Terdapat 5 elemen dasar pada UX design
Elemen Dasar User Experience Design
Elemen Dasar UX design | Sumber Gambar (medium.com)
Apa saja 5 elemen tersebut? Check these out!

1. Strategy
Alasan kenapa kita membangun dan mengembangkan aplikasi, kita melakukannya untuk siapa (user atau customer kita), kenapa mereka mau menggunakannya, kenapa mereka membutuhkannya. Apapun itu, tujuan utama dari strategy ini adalah untuk memenuhi kebutuhan user dan kebutuhan bisnis.

Tujuan ini dapat tercapai dengan melakukan Strategic Research Process, dimana kita melakukan interview kepada user dan kepada semua orang yang berkaitan dengan product atau company.

2. Scope
Scope ini akan menentukan functional requirement dan content requirement. Apa saja fitur, menu dan konten yang ada dalam product atau aplikasi. Requirement ini harus dipenuhi dan diselaraskan dengan strategy yang sudah kita buat.

Functional Requirement adalah requirement untuk fungsi atau fitur pada product atau aplikasi. Bagaimana fitur bisa bekerja satu sama lain dan bagaimana fitur-fitur ini saling bersinggungan satu sama lain. Fitur-fitur inilah yang akan digunakan oleh user untuk mencapai goals.

Content requirement adalah informasi yang dibutuhkan untuk memberikan value. Informasi dapat berupa text, gambar, audio, video dan lain sebagainya, tanpa mendefinisikan content, kita tidak akan tahu ukuran dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan project.

Untuk lebih memperjelas antara requirement functional dengan content, kita bisa mengambil satu contoh: fitur ini memiliki media player untuk memutar lagu, sedangkan kontennya adalah file audio untuk lagu-lagu tersebut.

3. Structure
Structure akan menentukan bagaimana user berinteraksi dengan product, bagaimana sistem merespon ketika user memberikan atau melakukan interaksi, bagaimana semua itu diatur, diprioritaskan dan seberapa banyak itu.

Structure dibagi menjadi 2 komponen yaitu Interaction Design dan Information Architecture

A. Interaction design harus sesuai dengan functional requirement
Hal ini akan menentukan bagaimana user bisa berinteraksi dengan product dan bagaimana sistem merespon interaksi user. Interactin design yang baik adalah yang mampu membantu user dalam mencapai goalsnya, mampu secara efektif mengkomunikasikan interaksi dan functionality.

Mampu menginformasikan ke user terhadap segala perubahan yang terjadi terlebih ketika mereka sedang berinteraksi dengan suatu elemen serta mampu mencegah user melakukan kesalahan atau error.

B. Information Architecture harus sesuai dengan content requirement
Hal ini mendefinisikan pengaturan elemen konten, bagaimana elemen tersebut diatur dan disusun untuk memfasilitasi pemahaman user. Information Architecture yang baik adalah yang mampu mengorganisir.

Mengkategorikan dan memprioritaskan informasi berdasarkan kebutuhan user dan atau kebutuhan bisnis, mampu memudahkan user untuk memahami informasi yang tersaji, mampu mengakomodasi growth dan beradaptasi dengan segala perubahan.

4. Skeleton
Skeleton digunakan untuk menentukan bentuk visual dari screen, presentation dan susunan semua elemen yang membuat kita berinteraksi dengan functionality sistem yang ada pada interface. Skeleton juga akan mengatur bagaimana user bergerak melalui suatu informasi dan bagaimana informasi di-present kepada user untuk menjadikannya efektif dan jelas.

Wireframe banyak digunakan untuk membuat visual format. Wireframe merupakan diagram statis yang mewakili visual format suatu product, termasuk content, navigasi dan bagaimana user berinteraksi.

Skeleton dibagi kedalam 3 keompok yaitu interface design, navigation design dan information design.
  • Interface design menyajikan dan menyusun elemen interface untuk memungkinkan user berinteraksi dengan functionality sistem.
  • Navigation design adalah cara menavigasi informasi menggunakan suatu interface.
  • Information design mendefinisikan penyajian informasi dengan cara yang mudah dipahami

Jadi, Skeleton harus mampu menjawab bagaimana bentuk visual semua elemen yang akan ada pada screen, bagaimana interaksinya diatur dan disajikan, bagaimana user akan bergerak di sekitar aplikasi dan bagaimana konten akan disajikan dengan jelas.

5. Surface
Surface adalah keseluruhan pekerjaan dan decision yang telah kita buat. Surface menentukan bagaimana product akan terlihat, bagaimana tata letak atau layoutnya, bagaimana typography, warna, text dan lain sebagainya.

Pada Surface, kita akan berhadapan dengan visual design, hal ini berfokus pada look visual konten, kontrol yang memberikan petunjuk apa yang dapat dilakukan user dan bagaimana interaksi mereka. Hal-hal ini harus membuat segalanya menjadi lebih mudah dipahami, meningkatkan kemampuan kognitif untuk menyerap apa yang dilihat user pada screen.

Setiap elemen memiliki peranannya masing-masing. Setiap elemen berkaitan dengan elemen lainnya, terlebih elemen sebelum dan sesudahnya. Jadi jika kita mengacaukan elemen strategy, kita akan mengacaukan seluruh project hehehe serem banget kan.

So, perlu diingat dan diperhatikan, ketika kita membuat decision atau pilihan pada suatu elemen, decision ini akan mempengaruhi decision-decision lain di elemen-elemen selanjutnya. Decision kita dapat berubah sewaktu-waktu, dan jika kita mempertimbangkan decision untuk diperbaiki, hal ini akan berakhir dengan membangun sesuatu yang tidak sesuai dan tidak diinginkan siapapun.

Jika kita berada pada elemen Surface dan ingin meningkatkan functionality, kita harus kembali ke Structure dan make it better. Sebagai summary dari 5 elemen dasar UX design dan bagaimana cara elemen-elemen tersebut bekerja, kita mulai dengan Strategy yang merupakan dasar dari kesuksesan UX.

Strategy akan menjadi suatu Scope ketika kebutuhan user dan kebutuhnan bisnis mampu diterjemahkan dalam functionality requirement dan content requirement. Scope memberikan Structure ketika kita men-define cara interaksi dengan functionality sistem, respon sistem dan pengaturan informasi.

Men-sketch setiap screen sistem dengan menggunakan wireframe untuk menyajikan interaksi dan struktur yang di-define di Structure dan bagaimana menyajikan informasi yang jelas di-define oleh skeleton. And finally, di Surface, kita melakukan seluruh pekerjaan dan menerapkan seluruh decision yang telah kita buat yang ter-present kedalam final visual.

Sumber Referensi : medium