Arsitektur sistem informasi (arsitektur teknologi informasi/infrastruktur teknologi informasi) merupakan suatu rencana/ pemetaan kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi (Turban, McLean,Wetherbe, 2004).
Sebuah arsitektur informasi yang detail berisi perencanaan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
- Data apa yang akan dikumpulkan?
- Di mana dan bagaimana data dikumpulkan?
- Bagaimana cara mengirimkan data?
- Di mana data akan disimpan?
- Aplikasi-aplikasi (program) apa yang akan menggunakan data dan bagaimana aplikasi-aplikasi tersebut dihubungkan sebagai sebuah sistem yang utuh?
Tujuan Arsitektur Sistem Informasi
- Sebagai penuntun bagi operasi sekarang atau menjadi cetak-biru (blueprint) untuk arahan di masa mendatang
- Agar bagian teknologi informasi memenuhi kebutuhan bisnis strategis organisasi
Gambar diatas melukiskan bahwa arsitektur informasi disuatu departemen mencakup area fungsional (Keuangan, Akuntansidan sebagainya dan juga sistemsistem yang mendukungnya (seperti TPS dan MIS). Sebuah contoh arsitektur informasi dapat dilihat pada gambar.7.1
Arsitektur SI dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Tersentralisasi (centralized)
- Desentralisasi (decentralized)
- Client/server
ARSITEKTUR TERSENTRALISASI
Arsitektur ini sudah dikenal semenjak tahun 1960-an, dengan mainframe (komputer yang berukuran relatif besar yang ditujukan untuk menangani data yang berukuran besar, dengan ribuan terminal untuk mengakses data dengan tanggapan yang sangat cepat, dan melibatkan jutaan transaksi) sebagai aktor utama yang melakukan semua pemrosesan data.
Ciri khas dari arsitektural tersentralisasi adalah pemrosesan data yang terpusat (komputasi terpusat), semua pemrosesan data dilakukan oleh komputer yang ditempatkan di dalam suatu lokasi yang ditunjukan untuk melayani semua pemakai dalam organisasi.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dominasi main frame pada lingkungan dengan komputasi terpusat menjadi berkurang karena kehadiran minikomputer dan mikrokomputer(PC) yang berkemampuan lebih kecil tetapi dengan harga yang jauh lebih murah.
ARSITEKTUR TERDISTRIBUSI/DESENTRALISASI
Sistem pemprosesan data terdistribusi/disebut juga dengan komputansi tersebar sebagai sistem yang terdiri atas sejumlah komputer yang tersebar pada berbagai lokasi yang dihubungkan dengan sarana telekomunikasi dengan masingmasing komputer mampu melakukan pemprosesan yang serupa secara mandiri, tetapi tetap bisa saling berinteraksi dalam pertukaran data.
Dengan kata lain, sistem pemprosesan data terdistribusi membagi sistem pemprosesan data terpusat ke dalam subsistem subsistem yang lebih kecil, yang pada hakikatnya masingmasing subsistem tetap berlaku sebagai sistem pemprosesan data terpusat.
Model sederhana sistem pemprosesan terdistribusi terdapat pada sejumlah komputer yang terhubung dalam jaringan yang menggunakan arsitektur peer-to-peer pada model ini komputer memiliki kontrol terhadap resource misalnya data, printer atau cd-rom, tetap memungkinkan komputer lain menggunakan sumber tersebut.
Sistem seperti ini menjadi pemandangan umum semenjak kehadiran PC yang mendominasi perkantoran. Penerapan sistem terdistribusi biasa dilakukan pada dunia perbankan. Setiap kantor cabang memiliki pemrosesan data tersendiri. Namun, jika dilihat pada operasional seluruh bank bersangkutan, sistem pemrosesannya berupa sistem pemrosesan data yang terdistribusi
ARSITEKTUR CLIENT/SERVER
Pada Arsitektur ini terbagi 2 (dua) yakni client dan server. Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server, sedangkan Server merupakan suatu sitem yang menjadi pusat data yang menyediakan data/layanan yang diminta oleh client.
Client mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri, ketika sebuah client meminta suatu data ke server maka server akan segera menanggapinya dengan memberikan data yang diminta ke client bersangkutan dan setelah diterima oleh client segera melakukan pemrosesan.
Model komputasi yang berbasis client/server mulai banyak diterapkan pada sistem informasi. Dengan menggunakan arsitektur ini, sistem informasi dapat dibangun dengan menggunakan perangkat lunak yang berbeda-beda.
Gambar dibawah ini melukiskan bahwa arsitektur informasi mencakup area fungsional (Keuangan, Akuntansi, dan sebagainya) serta juga sistem-sistem yang mendukungnya (seperti TPS dan MIS.
Demikian artikel mengenai Arsitektur Sistem Informasi, semoga informasi yang diberikan bermanfaat.